
Dieng adalah sebuah kawasan gunung vulkanik purba yang banyak memiliki peninggalan sejarah, keindahan alam yang sangat mempesona dan udara sejuk menyegarkan. Kawasan ini berada di ketinggian 2.000 meter lebih dari permukaan air laut atau sekitar 6.802 kaki membuat tanahnya ideal ditanami berbagai macam jenis sayuran. Dengan suhu rata-rata 15˚C, Membuat toko elektronik tak lagi menjual AC /Air conditioner. Bahkan pada bulan agustus, suhu udara bisa mencapai 0˚C. Maka pantaslah, jika wisatawan yang datang kemari selalu mengenakan jaket tebal untuk menghalau dingin.
Secara administratif Pegunungan Dieng berada diantara dua kabupaten yaitu Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya yang berada di ketinggian membuat perjalanan ke lokasi memiliki nilai wisata, pemandangan lembah dan tebing sangat-sangat mempesona. ditambah peninggalan bersejarah dari Dinasti Sanjaya berupa komplek Candi Hindu yang sangat tua. Maka, Diengpun mampu memikat hati banyak wisatawan baik domestik maupun manca negara untuk datang mengunjunginya.
Nama ''Dieng'' berasal dari gabungan dua kata bahasa Sunda/bahasa Sunda Kuna "di" yang berarti "tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna "Dewa". Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam. Nama Dieng berasal dari bahasa Sunda karena diperkirakan pada masa pra-Kerajaan Medang/Medang sekitar tahun 600 Masehi daerah itu berada dalam pengaruh politik Kerajaan Galuh.
Berikut adalah wisata andalan yang bisa di temukan di Dieng
Candi Dieng - Sisa-sisa MAHAKARYA di abad ke 7 dari Dinasty Sanjaya
Di dieng Ada dua komplek candi, Candi Arjuna dan candi Gatot kaca. Sebanyak kurang lebih 400 Candi pernah di bangun di tanah yang dikenal dengan julukan bumi kahyangan ini. karena pada masa dulu, Dieng merupakan tempat pemujaan dan asrama pendidikan Hindu tertua di Indonesia, yang puing-puing bekas Viharanya masih bisa di amati hingga sekarang.
Kawah Sikidang - Kawah Vulkanik Aktif

Kawah Sikidang adalah kawah di dieng yang paling populer dikunjungi wisatawan karena paling mudah dicapai. Kawah ini terkenal karena lubang keluarnya gas selalu berpindah-pindah di dalam suatu kawasan luas. Karena seringnya berpindah-pindah seperti rusa/ kidang, maka orang2 sekitar menyebutnya kawah sikidang (anak Kijang).
Telaga Warna - Danau Vulkanik

Telaga Warna merupakan objek wisata yang menarik. Air danau ini dapat berubah warna-warni sesuai dengan alam saat itu. Mitos yang berkembang bahwa bagi siapa yang membasuh muka dengan air telaga ini akan selalu terlihat awet muda(Cerita Rakyat Tentang Telaga Warna). Telaga Warna memantulkan 3 warna yaitu hijau, merah, dan biru. Kandungan belerang yang ada di dalamnya memantulkan warna kehijauan, sedangkan ganggang merah yang ada didasar telaga memantulkan cahaya kemerahan dan jernihnya air telaga yang berwarna biru muncul dari pantulan gradasi sinar matahari.




Carica oleh - oleh Khas Dieng
Sekilas mirip dengan pepaya. Beda dengan pepaya, buah carica ini hanya tumbuh dan bisa
berbuah didataran tinggi. Carica hanya tumbuh bak rumput dan dibiarkan begitu saja. Belum pernah ada yang membudidayakannya. Carica terasa kurang enak jika di makan dalam kondisi matang seperti layaknya pepaya. Maka Orang wonosobo mengemas carica dengan cara yg lebih kreatif, Sehingga munculah “manisan carica”. Oleh2 khas wonosobo yg bisa dijumpai dipusat oleh-oleh atau di toko2 klontong diwonosobo.
Mie Ongklok khas Wonosobo
Jika berwisata ke suatu tempat, rasanya belum puas kalo belum mencicipi makanan khasnya. Di wonosobo ada makanan khas wonosobo yang berupa mie. Namanya Mie Ongklok. Penampilannya standar saja, seperti bakmi jawa. Tapi rasanya melebihi standar penampilannya. Ajib banget!!. Kuahnya semi kental, seperti dicampuri tepung maizena. Untuk mendapatkan rasa Mie Ongklok yang maksimal, baiknya di kolaborasikan dengan sate ayam, yang telah di sediakan juga oleh penjual Mie Ongklok.
Jangan lupa mengunjungi :






0 komentar:
Posting Komentar